Jakarta — Elektabilitas Prabowo dalam Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) melejit. Endorsement Jokowi terhadap Prabowo nampak berbuah manis dengan menduduki posisi teratas.
Pengamat Politik Ujang Komarudin melihat dua faktor penyebab elektabilitas Prabowo naik dalam beberapa waktu belakangan ini.
Menurutnya, kenaikan elektabilitas Prabowo lantaran dua faktor diantaranya faktor pergerakan Prabowo dan faktor endorsement Jokowi.
“Pertama, kenaikan elektabilitas Prabowo karena sudah rajin jalan dengan Jokowi bertemu dengan tokoh-tokoh dan masyarakat. Artinya, sudah bergerak dan sudah memanaskan mesin Gerinda.” kata Ujang.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Menguat, Semua Merapat
|
Selain itu, Ujang juga melihat dengan seringnya Prabowo yang diajak Jokowi untuk mendampingi kunjungan kerja ke berbagai daerah menjadi faktor kedua kenaikan elektabilitas Prabowo yang secara tidak langsung di endorse oleh Presiden RI Jokowi.
“Elektabilitas Prabowo tuh naik karena endorse Jokowi, bukan hanya sekedar endorse ya, tapi Prabowo diajak langsung kesana kemari sama Jokowi. Paling tidak, ini yang buat Prabowo elektabilitasnya naik. Dan ini menjadi kekuatan Prabowo bisa riding lawan politik yang lain.” tambah Ujang.
Hal serupa juga disampaikan pengamat politik Jajat Nurjaman bahwa tidak dapat dipungkiri Jokowi Effect dalam pencapresan Menhan Prabowo Subianto kali ini membawa dampak besar.
Dia melihat dukungan yang terus mengalir yang berasal dari berbagai elemen masyarakat dan kelompok-kelompok pendukung loyalis Jokowi adalah bukti bahwa kini Prabowo sudah bisa diterima semua pihak.
“Sebuah keputusan sulit yang telah di ambil pak Prabowo dengan memutuskan bergabung dengan pemerintah menjadikannya kehilangan sebagian dari kelompok pendukungnya, namun salah satu kelebihan pak Prabowo dari capres lainnya adalah sudah memiliki pendukung fanatik, dengan bertambahnya dukungan saat ini menjadikan posisinya lebih unggul dibanding capres lain”, tutur Jajat.
Menurut Jajat, salah satu yang menarik dari pak Prabowo ini adalah beliau tidak melakukan kampanye seperti pada umumnya dengan menggunakan kapasitasnya sebagai Ketum partai politik.
Selain itu dirinya juga kerap membatasi mencampur adukan urusan partai dengan jabatannya sebagai Menteri seperti yang pernah terjadi dulu saat dirinya meninjau korban gempa di Cianjur, melalui permintaan maaf secara terbuka kepada para pengurus Gerindra karena tidak menyapanya saat kunjungan kerja yang kapasitasnya sebagai Menhan, hal ini menunjukan bahwa beliau sadar akan batasannya sebagai pejabat negara.
“Adalah hal yang wajar jika kali ini pak Prabowo bisa diterima semua pihak, karena tidak hanya bergantung kepada Jokowi Effect namun prestasinya sebagai Menhan RI juga patut menjadi dipertimbangkan, saya kira terlepas dari dinamika politik ke depan terkait pilpres 2024 ini, yang jelas untuk saat ini cuma pak Pak Prabowo satu-satunya capres yang mempunyai keunggulan di atas rata-rata yang tidak dimiliki capres lainnya”, tutup Jajat